MATAHARI
musuh sekaligus guruku dikemudian hari
sebelum aku menjadi kepompong
aku sadar kau selalu hadir dalam pencarianku
di pagi hari kau mata-matai aku dibalik mega mendungmu
di siang hari kau tepatkan bayang lamunanku menjadi satu titik dengan
tubuhku
di soreh hari kau kirimkan senja merah sebagai pendeteksi lamunanku
dalam remang sunyi
di malam hari……
kukira kau tak berani
aku berfikir kau hanya hebat saat syuruk hingga maghrib
aku salah lagi
kau malah lebih berbahaya
kau pagari aku dengan mantra mahabah agar aku takluk terbuai kebesaran
namamu yang tersembunyi
kau buat aku tak berdaya menopang sebonggol mimpi hijau
————————
biarlah
sekarang aku hanya ingin menjadi kepompong tua
————————
kudengar sebuah berita dari angin malam
angin yang keluar dari artesis sahri
Jumat, 08 Juni 2012
puisi untuk perpisahaan part 1
15.44
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar