Cerita Pendek (Cerpen): Masihkah Ada Persahabatan)
Pertama aku kenal sama Khusnul ketika dia baru lulus
dari SMP dan akan melanjutkan ke SMK tempat aku sekolah. Pada suatu
malam Khusnul dating ke rumahku. “Sit” dia ketok pintu rumahku, “ia” aku
menjawabnya. “eh Khusnul, masuk”. “makasih” kata Khusnul.
Aku ngobrol-ngobrol dengan Khusnul, dia menanyakan bagaimana seluk beluk sekolahku tersebut. Setelah selang waktu kami ngobrol-ngobrol, lalu Khusnul pun pulang. “Thanks ya atas informasinya”, lalu aku menjawab “sama-sama”.
Keesokan harinya aku maen ke rumah Khusnul. Lalu dia mengajakku untuk ke rumah temannya untuk meminjam sepatu putih, karena waktu itu sudah mendaftarkan diri ke sekolahku, dan di situ akan diadakan seleksi. Seleksinya, salah satu peraturannya adalah memakai baju olahraga dan sepatu putih. Oleh karena itulah dia meminjam sepatu putih ke temannya. Lalu aku diajaknya.
Waktu itu ibuku sedang pergi ke Jawa Tengah, ke rumah Nenekku, dan aku tidak ikut karena aku harus sekolah. Jadi aku bias bebas untuk bermain. Hari sudah sore, aku pun tiba di rumah. Dia mengantarku sampai rumah. Lalu aku masuk rumah.
Waktu itu kan sudah kelulusan, pastinya sudah bebas, aku dan Khusnul sering kontak dengan handphone. Pada suatu ketika dia mengajakku ke tempat wisata Ngusri. Lalu akupun menerima ajakan Khusnul. Lalau aku Tanya “jam berapa kita berangkat?”. Khusnul menjawab “mungkin pukul 02.00”. karena hari itu hari minggu, jadi aku bias bermain.
Aku coba untuk ke rumah Khusnul, untuk memperjelas apakah benar-benar akan ke Ngusri. Di situ aku senang banget. Aku bias jalan-jalan ke Ngusri.
Aku Tanya pada Khusnul, “sama siapa saja kita akan ke sana?”. Khusnul menjawab “sama Nanang, Sena, Ayu, Kus Seno, adiknya Khusnul, Puguh, Aku dan Kamu”.
“OK, kalau begitu aku siap-siap dulu ya”, “Yupz…, aku tunggu di sini ya”.
Setelah aku pun sampai di rumah, lalu aku ganti baju dan bersiap-siap untuk berangkat. Sebelum berangkat kami semua berkumpul dulu di rumah Khusnul. Karena kami akan ke sana naik motor dan aku belum begitu kenal dengan teman-teman yang akan bergabung dan ikut ke Ngusri.
Ternyata semua sudah menungguku. Aku tidak tau kalau semuanya sudah pada datang. Lalu Nanang pun datang, aku tanya pada Nanang, “Nang, aku nanti sama siapa?”, “Nanti kamu sama Khusnul dan aku sama Puguh”, kata Nanang. “Za udah kalo gitu”.
Setelah semuanya selesai, kami semua pun bergegas untuk mengambil kendaraannya masing-masing, lalu kami pun berangkat. “Ayo kita berangkat”, kata Nanang. Kami semuapun berangkat dengan berboncengan masing-masing.
Selang beberapa menit kami di jalan, Nanang pun memanggil kami semua. Dia berkata, “lebih baik Khusnul sama Puguh, dan kamu Siti sama aku, biar kita lebih cepat sampai tujuan”, karena cowok lebih berani mengendarai motor dengan laju cukup cepat.
Akhirnya setelah kami menempuh perjalanan yang cukup jauh, kami pun tiba di tempat tujuan. Waktu itu cuaca sedang tidak mendukung dan tiba-tiba gerimis dan turun hujan. Lalu kami pun memutuskan untuk melihat-lihat daerah sekitar Ngusri. Dan hujan pun tak kunjung berhenti. Lalu kami semua memutuskan untuk pulang.
“Ayo, sebaiknya kita pulang”, kata Nanang, karena hari sudah sore dan hujan pun ga’ berhenti-berhenti.
Aku ngobrol-ngobrol dengan Khusnul, dia menanyakan bagaimana seluk beluk sekolahku tersebut. Setelah selang waktu kami ngobrol-ngobrol, lalu Khusnul pun pulang. “Thanks ya atas informasinya”, lalu aku menjawab “sama-sama”.
Keesokan harinya aku maen ke rumah Khusnul. Lalu dia mengajakku untuk ke rumah temannya untuk meminjam sepatu putih, karena waktu itu sudah mendaftarkan diri ke sekolahku, dan di situ akan diadakan seleksi. Seleksinya, salah satu peraturannya adalah memakai baju olahraga dan sepatu putih. Oleh karena itulah dia meminjam sepatu putih ke temannya. Lalu aku diajaknya.
Waktu itu ibuku sedang pergi ke Jawa Tengah, ke rumah Nenekku, dan aku tidak ikut karena aku harus sekolah. Jadi aku bias bebas untuk bermain. Hari sudah sore, aku pun tiba di rumah. Dia mengantarku sampai rumah. Lalu aku masuk rumah.
Waktu itu kan sudah kelulusan, pastinya sudah bebas, aku dan Khusnul sering kontak dengan handphone. Pada suatu ketika dia mengajakku ke tempat wisata Ngusri. Lalu akupun menerima ajakan Khusnul. Lalau aku Tanya “jam berapa kita berangkat?”. Khusnul menjawab “mungkin pukul 02.00”. karena hari itu hari minggu, jadi aku bias bermain.
Aku coba untuk ke rumah Khusnul, untuk memperjelas apakah benar-benar akan ke Ngusri. Di situ aku senang banget. Aku bias jalan-jalan ke Ngusri.
Aku Tanya pada Khusnul, “sama siapa saja kita akan ke sana?”. Khusnul menjawab “sama Nanang, Sena, Ayu, Kus Seno, adiknya Khusnul, Puguh, Aku dan Kamu”.
“OK, kalau begitu aku siap-siap dulu ya”, “Yupz…, aku tunggu di sini ya”.
Setelah aku pun sampai di rumah, lalu aku ganti baju dan bersiap-siap untuk berangkat. Sebelum berangkat kami semua berkumpul dulu di rumah Khusnul. Karena kami akan ke sana naik motor dan aku belum begitu kenal dengan teman-teman yang akan bergabung dan ikut ke Ngusri.
Ternyata semua sudah menungguku. Aku tidak tau kalau semuanya sudah pada datang. Lalu Nanang pun datang, aku tanya pada Nanang, “Nang, aku nanti sama siapa?”, “Nanti kamu sama Khusnul dan aku sama Puguh”, kata Nanang. “Za udah kalo gitu”.
Setelah semuanya selesai, kami semua pun bergegas untuk mengambil kendaraannya masing-masing, lalu kami pun berangkat. “Ayo kita berangkat”, kata Nanang. Kami semuapun berangkat dengan berboncengan masing-masing.
Selang beberapa menit kami di jalan, Nanang pun memanggil kami semua. Dia berkata, “lebih baik Khusnul sama Puguh, dan kamu Siti sama aku, biar kita lebih cepat sampai tujuan”, karena cowok lebih berani mengendarai motor dengan laju cukup cepat.
Akhirnya setelah kami menempuh perjalanan yang cukup jauh, kami pun tiba di tempat tujuan. Waktu itu cuaca sedang tidak mendukung dan tiba-tiba gerimis dan turun hujan. Lalu kami pun memutuskan untuk melihat-lihat daerah sekitar Ngusri. Dan hujan pun tak kunjung berhenti. Lalu kami semua memutuskan untuk pulang.
“Ayo, sebaiknya kita pulang”, kata Nanang, karena hari sudah sore dan hujan pun ga’ berhenti-berhenti.
Akhirnya
kami pun pulang.
Di tengah jalan, kami memutuskan untuk mencari tempat berteduh karena hujan semakin deras. Pada suatu ketika handphoneku berbunyi. Ternyata ada televon dari pacar aku yang bernama Ega. Setelah aku selesai mengangkat televon, aku entah kenapa seorang cowok yang bernama Puguh terus memandangi aku, dan akupun memandangnya. Begitu pula sebaliknya.
Lalu setelah beberapa menit istirahat kami semua melanjutkan perjalanan. Di sela-sela perjalanan kami semua bersuka ria bercanda tawa. Di situ juga Puguh menatapku, sepertinya aku jatuh cinta padanya.
Hari pun sudah menunjukkan hampir magrib. Akhirnya tibalah kami semua di rumah Khusnul, tetapi aku dan Nanang masih tertinggal di jalan, karena motor Nanang kehabisan bensin. Dan kami pun turun dan membeli bensin lalu melanjutkan perjalanan. Untung saja aku dan Nanang tidak ketinggalan jauh. Lalu tibalah di rumah. Kami semua berkumpul di rumah Khusnul. Tetapi tidak dengan aku. Setiba aku di rumah Khusnul, aku meminta Nanang untuk mengantarku pulang, karena hari sudah hampir gelap. Setiba aku di rumah dan turun dari motor, aku berterima kasih pada Nanang karena sudah mengantarku.
Keesokan harinya, hari senin aku bersiap-siap untuk memulai aktifitasku kembali. Setelah aku selesai mandi dan ganti pakaian, tiba-tiba handphoneku berbunyi. Lalu aku buka, ternyata ada sms. Sms itu berisi “Pagi…”, lalu aku berfikir sejenak. “ini siapa?” aku membalas sms itu. Lalu di jawab “ini aku Puguh”, dan aku membalasnya “Oh, Puguh”. Padahal aku dan dia baru saja kenal, dia sudah sms aku, dia dapat nomerku dari Khusnul.
Lalu selang beberapa hari, tak disangka tak diduga, tiba-tiba Puguh “nembak aku”. Dia berkata puunya perasaan padaku. Lalu aku pun menjawab, aku sebenarnya juga punya perasaan yang sama padamu. Lalu aku pun menerimanya karena aku ada rasa padanya, karena perasaan itu tidak bisa dibohongi. Dan pada akhirnya aku dan Puguh pacaran.
Setelah beberapa bulan entah kenapa aku sudah tidak punya perasaan lagi pada Puguh. Kami berdua sering terjadi kesalahpahaman di antara satu sama lain. Jadi kami pun memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini.
Hari itu aku main ke rumah Khusnul, aku sering datang ke rumahnya. Dia cerita padaku kalau ternyata Nanang punya perasaan suka padaku. Ia ingin menyampaikan perasaannya padaku tapi sudah didahului oleh Puguh yang ngomong padaku lebih dulu. Aku sangat terkejut mendengar cerita itu. Aku nggak menyangka kalau kejadiannya akan seperti ini. Dan pada akhirnya aku dan Puguh sudah tidak ada kecocokan lagi.
Entah kenapa aku sebenarnya mempunyai perasaan suka pada Nanang. Setiap aku bercanda tawa dengannya aku selalu ingin dekat dengannya. Rasanya seru banget kalau kita semua kumpul dan ngobrol bareng.
Persahabatan kita sudah tidak berlangsung lama karena semua sahabat-sahabatku ternyata memutuskan untuk bekerja dan tidak lagi melanjutkan ke SMA setelah Khusnul dan Nanang lulus dari SMP. Mereka semua sudah tida ada kabar dan kontak lagi denganku. Nomer Handphonenya pun sudah tidak aktif.
Dan pada akhirnya persahabatan kita sudah berakhir. Aku gak menyangka kalau kejadiannya bakal seperti ini.
Aku ingin sekali kita semua bisa bersama laig dalam suka dan duka.
Mungkinkah itu bisa terjadi?
Ya, semoga saja.
Di tengah jalan, kami memutuskan untuk mencari tempat berteduh karena hujan semakin deras. Pada suatu ketika handphoneku berbunyi. Ternyata ada televon dari pacar aku yang bernama Ega. Setelah aku selesai mengangkat televon, aku entah kenapa seorang cowok yang bernama Puguh terus memandangi aku, dan akupun memandangnya. Begitu pula sebaliknya.
Lalu setelah beberapa menit istirahat kami semua melanjutkan perjalanan. Di sela-sela perjalanan kami semua bersuka ria bercanda tawa. Di situ juga Puguh menatapku, sepertinya aku jatuh cinta padanya.
Hari pun sudah menunjukkan hampir magrib. Akhirnya tibalah kami semua di rumah Khusnul, tetapi aku dan Nanang masih tertinggal di jalan, karena motor Nanang kehabisan bensin. Dan kami pun turun dan membeli bensin lalu melanjutkan perjalanan. Untung saja aku dan Nanang tidak ketinggalan jauh. Lalu tibalah di rumah. Kami semua berkumpul di rumah Khusnul. Tetapi tidak dengan aku. Setiba aku di rumah Khusnul, aku meminta Nanang untuk mengantarku pulang, karena hari sudah hampir gelap. Setiba aku di rumah dan turun dari motor, aku berterima kasih pada Nanang karena sudah mengantarku.
Keesokan harinya, hari senin aku bersiap-siap untuk memulai aktifitasku kembali. Setelah aku selesai mandi dan ganti pakaian, tiba-tiba handphoneku berbunyi. Lalu aku buka, ternyata ada sms. Sms itu berisi “Pagi…”, lalu aku berfikir sejenak. “ini siapa?” aku membalas sms itu. Lalu di jawab “ini aku Puguh”, dan aku membalasnya “Oh, Puguh”. Padahal aku dan dia baru saja kenal, dia sudah sms aku, dia dapat nomerku dari Khusnul.
Lalu selang beberapa hari, tak disangka tak diduga, tiba-tiba Puguh “nembak aku”. Dia berkata puunya perasaan padaku. Lalu aku pun menjawab, aku sebenarnya juga punya perasaan yang sama padamu. Lalu aku pun menerimanya karena aku ada rasa padanya, karena perasaan itu tidak bisa dibohongi. Dan pada akhirnya aku dan Puguh pacaran.
Setelah beberapa bulan entah kenapa aku sudah tidak punya perasaan lagi pada Puguh. Kami berdua sering terjadi kesalahpahaman di antara satu sama lain. Jadi kami pun memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini.
Hari itu aku main ke rumah Khusnul, aku sering datang ke rumahnya. Dia cerita padaku kalau ternyata Nanang punya perasaan suka padaku. Ia ingin menyampaikan perasaannya padaku tapi sudah didahului oleh Puguh yang ngomong padaku lebih dulu. Aku sangat terkejut mendengar cerita itu. Aku nggak menyangka kalau kejadiannya akan seperti ini. Dan pada akhirnya aku dan Puguh sudah tidak ada kecocokan lagi.
Entah kenapa aku sebenarnya mempunyai perasaan suka pada Nanang. Setiap aku bercanda tawa dengannya aku selalu ingin dekat dengannya. Rasanya seru banget kalau kita semua kumpul dan ngobrol bareng.
Persahabatan kita sudah tidak berlangsung lama karena semua sahabat-sahabatku ternyata memutuskan untuk bekerja dan tidak lagi melanjutkan ke SMA setelah Khusnul dan Nanang lulus dari SMP. Mereka semua sudah tida ada kabar dan kontak lagi denganku. Nomer Handphonenya pun sudah tidak aktif.
Dan pada akhirnya persahabatan kita sudah berakhir. Aku gak menyangka kalau kejadiannya bakal seperti ini.
Aku ingin sekali kita semua bisa bersama laig dalam suka dan duka.
Mungkinkah itu bisa terjadi?
Ya, semoga saja.
0 komentar:
Posting Komentar