PUISI TENTANG MATAHARI
Aku kini tak lagi mengerti bahasa
matahari
Karena kebencian menutupi sinarnya
Kata-katanya kini senantiasa
terselimuti rasa curiga
Cerita-ceritanya hanya tentang luka-lukanya
Hingga kegelapanlah
yang kini dihadirkannya untukku
Aku letih
Namun matahariku hanya satu
Dan aku tak mampu
tanpanya…
matahari
Karena kebencian menutupi sinarnya
Kata-katanya kini senantiasa
terselimuti rasa curiga
Cerita-ceritanya hanya tentang luka-lukanya
Hingga kegelapanlah
yang kini dihadirkannya untukku
Aku letih
Namun matahariku hanya satu
Dan aku tak mampu
tanpanya…
MAUT SENDIRI
ada pekuburan sepi
kubur2 penuh belulang dan senyap
hati melewati suatu terowongan
gelap………
gelap……….
dan gelap gulita
bagai di kapal terdampar
kita mati dari dalam
kala tenggelam dalam hati
kala jatuh lepas
dari kulit masuk jiwa
ada mayat2
ada laki2
dan ada pula perempuan
ada maut dan belulang
bagai bunyi murni
bagai salak anjing tiada
memancar dari sejumlah lonceng
dari sejumlah kubur
aku melihat
sendiri……….
kadangkala peti2 mati pakai layar
membawa luput mayat2 pucat
wanita berbaju putih mati
tukang2 putih bagai malaikat
peti2 mati memudiki
sungai maut tegak lurus berwarna merah
mudik,,pakai layar penuh bunyi bisu dari maut
datang mengetuk
dengan cincin tak bermata
tak berjari
datang berseru dari mulut
lidah dan tenggorakan yang tiada suara
kubur2 penuh belulang dan senyap
hati melewati suatu terowongan
gelap………
gelap……….
dan gelap gulita
bagai di kapal terdampar
kita mati dari dalam
kala tenggelam dalam hati
kala jatuh lepas
dari kulit masuk jiwa
ada mayat2
ada laki2
dan ada pula perempuan
ada maut dan belulang
bagai bunyi murni
bagai salak anjing tiada
memancar dari sejumlah lonceng
dari sejumlah kubur
aku melihat
sendiri……….
kadangkala peti2 mati pakai layar
membawa luput mayat2 pucat
wanita berbaju putih mati
tukang2 putih bagai malaikat
peti2 mati memudiki
sungai maut tegak lurus berwarna merah
mudik,,pakai layar penuh bunyi bisu dari maut
datang mengetuk
dengan cincin tak bermata
tak berjari
datang berseru dari mulut
lidah dan tenggorakan yang tiada suara
Tidurlah
Dalam Dekapan Cinta
Malam yang kian larut..
Tak mampu menghentikan langkah cintaku..
Sekalipun terpejam mata ini dalam lelah..
Dalam mimpipun namamu slalu menggema…
Sayangku..
Sadarlah bahwa ku sungguh mencintaimu…
Kumengerti akan situasi yang tak mendukung..
Tapi beban yang kuemban ini akan tetap ringan..
Selama cinta ini menjaga dan terus berada..
Naungan kelelahan itu kan tetap merasuk..
Jadilah sinar dalam palungan mimpi..
Dan temuilah aku sang bidadari..
Agar lika-liku dunia alam tidur..
Tak menjebak kita dalam kepalsuan..
Segeralah tidur sayangku…
Dan nantikanlah nafas segar esok pagi..
Kan menunggumu hingga malam lanjut menjemputmu…
Dalam doa, aku berbisik akan cinta…
Serta merta ketulusan yang membahana..
Mampu membawamu terlelap dalam indahnya mimpi..
Met tidur… moga mimpi indah…
Salam sayang dariku… untuk kamu, sang pujaan hati..
Selamanya……………………………..
Tak mampu menghentikan langkah cintaku..
Sekalipun terpejam mata ini dalam lelah..
Dalam mimpipun namamu slalu menggema…
Sayangku..
Sadarlah bahwa ku sungguh mencintaimu…
Kumengerti akan situasi yang tak mendukung..
Tapi beban yang kuemban ini akan tetap ringan..
Selama cinta ini menjaga dan terus berada..
Naungan kelelahan itu kan tetap merasuk..
Jadilah sinar dalam palungan mimpi..
Dan temuilah aku sang bidadari..
Agar lika-liku dunia alam tidur..
Tak menjebak kita dalam kepalsuan..
Segeralah tidur sayangku…
Dan nantikanlah nafas segar esok pagi..
Kan menunggumu hingga malam lanjut menjemputmu…
Dalam doa, aku berbisik akan cinta…
Serta merta ketulusan yang membahana..
Mampu membawamu terlelap dalam indahnya mimpi..
Met tidur… moga mimpi indah…
Salam sayang dariku… untuk kamu, sang pujaan hati..
Selamanya……………………………..
0 komentar:
Posting Komentar